Jumat, Januari 16, 2009

Syaikh Usama bin Ladin Serukan Jihad Melawan Israel

osamadlmGaza - Pemimpin Mujahidin al Qaeda, Syaikh Usama bin Ladin, menyerukan umat muslim untuk melakukan jihad melawan Israel. Seruan itu disampaikan Syaikh dalam rekaman video yang diposting di Internet tempat Mujahidin al Qaeda biasa mengeluarkan pesan-pesannya.


Ini merupakan seruan Osama yang pertama sejak Israel melancarkan agresinya ke Gaza pada 27 Desember 2008 lalu.

“Hanya ada satu cara kuat untuk mengembalikan al-Aqsa dan Palestina, yakni jihad di jalan Tuhan,” kata Syaikh Usama dalam rekaman berdurasi 22 menit seperti dilansir Sydney Morning Herald, Kamis (15/1/2009).

“Tugasnya adalah menyerukan orang-orang untuk jihad dan mengajak kaum muda masuk brigade jihad,” imbuh pemimpin jaringan Mujahidin itu.

“Bangsa muslim, kaliam mampu mengalahkan zionis dengan kemampuan populer kalian dan kekuatan tersembunyi kalian yang hebat, tanpa dukungan pemimpin arab dan meskipun faktanya adalah sebagian pemimpin mendukung aliansi penjajah-zionis,” seru Osama.

Rekaman tersebut berjudul “Seruan jihad untuk menghentikan agresi di Gaza”.

Dalam rekaman itu, Syaikh Kabir juga menyebut para pemimpin Arab “menghindari tanggung jawab mereka” untuk memerdekakan Palestina. “Jika kalian tidak yakin untuk berjuang, maka bukalah jalan bagi mereka yang yakin,” tandas Usama. (infojihad/dk)

Road to Guantanamo

Ini Judul Sebuah film bagus menurut gw..

meski dibuat pada tahun 2006 lalu, tapi gw baru lihat film ini disini.. seorang temen dari kolombia, pinjemin film ini kemarin. Katanya : "..you must be seen this movie ! It's the real bullshit from US Goverment "..

Penasaran.. gw tonton kemarin malam.. dan hasilnya emang menjijikan kelakuan politik luar negeri amerika itu. Gayanya aja kayak negeri super power.. padahal, mereka pake tentara2 boneka buat menangkap orang2 muslim gak bersalah (bahkan gak tau sama sekali alasan penangkapan mereka) untuk dijebloskan ke 'neraka' Guantanamo ini :





Ini adalah kisah nyata dari 4 orang ( 1 orang menghilang) sahabat keturunan pakistan yang tinggal di Inggris. Mereka bermaksud mengantarkan salah seorang sahabat mereka ke afganistan, untuk melamar dan menghadiri pesta perkawinan sahabatnya itu :







Tapi apa yang terjadi.. ditengah kota afganistan, mereka malah masuk dalam konflik perang antara tentara Taliban dan US Army beserta sekutu2nya.

Ujung2nya mereka tertankap oleh tentara pakistan (yang memang bersekongkol dengan US.. dengan alasan menghancurkan terorisme) .. dan darisinilah cerita soal kekejian US Goverment dengan penjara yang lebih kejam dari Al Catraz itu dimulai.. When the man are captured, their journey to hell begins !!










Penyiksaan.. intimidasi.. dan cara2 investigasi curang mulai dijalankan.. luar biasa busuknya !

gw sempet netes air mata melihat film ini.. sedih banget !











ck.. ckk.. ck..

Ternyata kebusukan itu.. mau ditutupi dengan kedok kayak apapun, tetap terbuka juga ya.

lihat sendiri aja film ini.. semoga membuat kita tersadar, InsyaAllah..


Film ini sempat jadi Winner Best Director di Berlin Film Festival 2006




« Reply #3 on: August 21, 2008, 02:11:44 PM »




Marah Marah Marah




Bukan bermaksud apa2.. cuma minta empatinya dan ikut mendoakan mereka yang teraniaya.. itu aja.

energi


E=mc²

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

E = mc2 dalam ilmu fisika adalah sebuah rumus yang dikenal baik dan penting, yang menjelaskan persamaan nilai antara energi (E) and massa (m), yang disetarakan secara langsung melalui konstanta kuadrat laju cahaya dalam vakum ( c 2 )

 E = mc^2 \!,

yang mana:

Faktor c 2 bernilai 89.88 PJ/kg = 21.48 Mt TNT per kg = 149.3 pJ/u = 931.5 MeV/u.

Jika energi yang dimaksud dalam persamaan di atas adalah energi diam, maka massa yang terkait adalah juga massa diam atau massa invarian.

Sejarah dan konsekuensinya

Albert Einstein menurunkan formula ini didasarkan atas pengamatannya pada tahun 1905 atas kelakuan obyek yang bergerak dengan laju mendekati laju cahaya. Kesimpulan terkenal yang ditariknya dari pengamatan ini adalah bahwa massa sebuah benda sebenarnya adalah sebuah ukuran dari kandungan energi benda tersebut. Sebaliknya, persamaan yang dimaksud mengisyaratkan bahwa semua energi yang ada dalam sistem tertutup mempengaruhi massa diam dari sistem.

\mathrm{Energi} = \mathrm{Massa}\,\times\,(\mathrm{laju\ cahaya\ dalam\ vakum})^2

Menurut persamaan ini, jumlah maksimum energi yang "dapat diperoleh" dari suatu obyek untuk melakukan kerja aktif adalah massa obyek dikalikan kuadrat dari laju cahaya.

Rumus ini juga digunakan untuk mengukur besarnya energi yang dihasilkan dalam reaksi nuklir. Perubahan massa isotop sebelum dan sesudah reaksi nuklir diperhitungkan. Dimana jumlah massa yang hilang sesudah reaksi nuklir (Δm) dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya, hasilnya sama dengan energi yang dilepaskan dalam reaksi nuklir tersebut.

n^1_0 + X_N^A \rightarrow Y_N^B + Energi(\Delta m) \!


Referensi

  • Bodanis, David (2001). E=mc²: A Biography of the World's Most Famous Equation. Berkley Trade. ISBN 0-425-18164-2.
  • Tipler, Paul; Llewellyn, Ralph (2002). Modern Physics (4th ed.). W. H. Freeman. ISBN 0-7167-4345-0.

Alquran Menghitung Kecepatan Cahaya

NAMA Albert Einstein melekat dengan dunia fisika dan menjadi ikon fisika modern. Rumus E = mc2 dianggap sebagai rumus Einstein yang dalam pandangan awam merupakan "rumus" untuk membuat bom atom. Albert Einstein memang pantas dianggap sebagai tokoh utama yang memimpin revolusi di dunia fisika.

Salah satu teorinya yang mendobrak paradigma fisika berbunyi "kecepatan cahaya merupakan tetapan alam yang besarannya bersifat absolut dan tidak bergantung kepada kecepatan sumber cahaya dan kecepatan pengamat".

Menurut Einstein, tidak ada yang mutlak di dunia ini (termasuk waktu) kecuali kecepatan cahaya. Selain itu, kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi di alam ini. Artinya, tidak mungkin ada (materi) yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Pendapat Einstein ini mendapat dukungan dari hasil percobaan yang dilakukan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Michelson-Morley, Fizeu, dan Zeeman.

Di mata awam, postulat Einstein ini memunculkan banyak keanehan. Misalnya, sejak dulu logika kita berpendapat bahwa jika kita bergerak dengan kecepatan v1 di atas kendaraan yang berkecepatan v2, kecepatan total kita terhadap pengamat yang diam adalah v1 + v2. Tetapi, menurut Einstein, cara penghitungan tersebut salah karena dapat mengakibatkan munculnya kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya. Oleh karena itu, menurut Einstein, formula penjumlahan kecepatan yang benar adalah sebagai berikut:

(v1 +v2) / (1+(v1 x v2 / c2 )).


Sinodik dan Siderial

Dalam menghitung gerakan benda langit, digunakan dua sistem yaitu Sinodik dan Siderial. Sistem Sinodik didasarkan pada gerakan semu Bulan dan Matahari dilihat dari Bumi. Sistem ini menjadi dasar perhitungan kalender Masehi di mana satu bulan = 29,53509 hari.

Sistem Siderial didasarkan pada gerakan relatif Bulan dan Matahari dilihat dari bintang jauh (pusat semesta). Sistem ini menjadi dasar perhitungan kalender Islam (Hijriah) di mana satu bulan = 27,321661 hari. Ahli-ahli astronomi selalu mendasarkan perhitungan gerak benda langit (mechanical of Celestial) kepada sistem Siderial karena dianggap lebih eksak dibandingkan sistem Sinodik yang mengandalkan penampakan semu dari Bumi.

Sinyal dari Alquran

Mengetahui besaran kecepatan cahaya adalah sesuatu yang sangat menarik bagi manusia. Sifat unik cahaya yang menurut Einstein adalah satu-satunya komponen alam yang tidak pernah berubah, membuat sebagian ilmuwan terobsesi untuk menghitung sendiri besaran kecepatan cahaya dari berbagai informasi .

Seorang ilmuwan matematika dan fisika dari Mesir, Dr. Mansour Hassab Elnaby merasa adanya sinyal-sinyal dari Alquran yang membuat ia tertarik untuk menghitung kecepatan cahaya, terutama berdasarkan data-data yang disajikan Alquran. Dalam bukunya yang berjudul A New Astronomical Quranic Method for The Determination of the Speed C, Mansour Hassab Elnaby menguraikan secara jelas dan sistematis tentang cara menghitung kecepatan cahaya berdasarkan redaksi ayat-ayat Alquran. Dalam menghitung kecepatan cahaya ini, Mansour menggunakan sistem yang lazim dipakai oleh ahli astronomi yaitu sistem Siderial.

Ada beberapa ayat Alquran yang menjadi rujukan Dr. Mansour Hassab Elnaby. Pertama, "Dialah (Allah) yang menciptakan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkannya tempat bagi perjalanan Bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan " (Q.S. Yunus ayat 5).

Kedua, " Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan masing-masing beredar dalam garis edarnya" (Q.S. Anbia ayat 33).

Ketiga, "Dia mengatur urusan dari langit ke Bumi, kemudian (urusan) itu kembali kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu" (Q.S. Sajdah ayat 5).

Dari ayat-ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jarak yang dicapai "sang urusan" selama satu hari adalah sama dengan jarak yang ditempuh
Bulan selama 1.000 tahun atau 12.000 bulan. Dalam bukunya, Dr. Mansour menyatakan bahwa "sang urusan" inilah yang diduga sebagai sesuatu "yang berkecepatan cahaya ".

Hitungan Alquran

Dari ayat di atas dan menggunakan rumus sederhana tentang kecepatan, kita mendapatkan persamaan sebagai berikut:

C x t = 12.000 x L ...............(1)

C = kecepatan "sang urusan" atau kecepatan cahaya

t = kala rotasi Bumi = 24 x 3600 detik = 86164,0906 detik

L = jarak yang ditempuh Bulan dalam satu edar = V x T

Untuk menghitung L, kita perlu menghitung kecepatan Bulan. Jika kecepatan Bulan kita notasikan dengan V, maka kita peroleh persamaan:

V = (2 x x R) / T

R = jari-jari lintasan Bulan terhadap Bumi = 324264 km

T = kala Revolusi Bulan = 655,71986 jam, sehingga diperoleh

V = 3682,07 km / jam (sama dengan hasil yang diperoleh NASA)

Meski demikian, Einstein mengusulkan agar faktor gravitasi Matahari dieliminir terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang lebih eksak.

Menurut Einstein, gravitasi matahari membuat Bumi berputar sebesar :

a = Tm / Te x 360°

Tm = Kala edar Bulan = 27,321661 hari

Te = Kala edar Bumi = 365,25636 hari, didapat a= 26,92848°

Besarnya putaran ini harus dieliminasi sehingga didapat kecepatan eksak
Bulan adalah

Ve= V cos a.

Jadi, L = ve x T, di mana T kala edar Bulan = 27,321661 hari = 655,71986
jam

Sehingga L = 3682,07 x cos 26,92848° x 655,71986 = 2152612,336257 km

Dari persamaan (1) kita mendapatkan bahwa C x t = 12.000 x L

Jadi, diperoleh C = 12.000 x 2152612,336257 km / 86164,0906 detik

C = 299.792,4998 km /detik



Hasil hitungan yang diperoleh oleh Dr. Mansour Hassab Elnaby ternyata sangat mirip dengan hasil hitungan lembaga lain yang menggunakan peralatan sangat canggih. Berikut hasilnya :

Hasil hitung Dr. Mansour Hassab Elnaby C = 299.792,4998 km/detik

Hasil hitung US National Bureau of Standard C = 299.792,4601 km/ detik

Hasil hitung British National Physical Labs C = 299.792,4598 km/detik

Hasil hitung General Conf on Measures C = 299.792,458 km/detik

Penutup

Lepas dari benar tidaknya interpretasi yang dilakukan oleh Dr. Mansour Hassab Elnaby, usaha demikian menunjukkan betapa kitab suci Alquran memiliki tantangan bagi para ilmuwan untuk lebih kreatif dan tajam dalam mengungkap fenomena-fenomena alam.

Boleh jadi, apa yang disajikan Dr. Mansour Hassab Elnaby merupakan bukti tambahan bahwa Alquran benar-benar datang dari Sang Khalik.***

MA TUR NU WON telah mengunjungi blog saya, selamat bersilaturahmi di dunia maya yaaa...