Sabtu, Agustus 23, 2008

PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DI PALESTINA!!???

Konflik di Palestina hingga kini tidak menemukan titik temu.Pertikaian demi pertikaian terjadi seolah-olah kedamaian tidak pernah ada di tanah Zion itu.Israel dengan gerakan zionismenya berperang melawan Palestina dengan gerakan jihadnya mempertahankan tanah suci.Pertemuan demi pertemuan antara kedua belah pihak tidak pernah berakhir dengan baik.Kondisi dan situasi di tanah Palestina tetap mengambang.

Seperti dugaan awal , pertemuan di Anapolis baru-baru ini juga tidak membuahkan hasil yang menggembirakan.Faktor Amerika yang menjadi tuan rumah mungkin menjadi salah satu penghambat munculnya kata sepakat yang dapat memuaskan bagi kedua belah pihak.Bukan hanya bagi kepentingan Israel dan Palestina tetapi juga bagi kepentingan Hamas dan Fatah

Ketamakan Israel

Dalam banyak hal Israel dari dulu tidak terlepas dari sifat tamak.Sifat tamak ini dapat kita lihat dari ketidakdewasaannya didalam membina hubungan dengan Palestina.Didalam proses hijrah ketanah suci itu , mereka dengan seenaknya membuat koloni dan pemukiman kaum Yahudi.Parahnya , tidak hanya membangun pemukiman mereka juga mengusir penduduk Palestina.Sedikit demi sedikit tanah perjanjian itu dicaplok hingga bangsa Palestina seperti pengemis dinegeri sendiri.

Ketidakdewasaan Palestina

Dilain pihak , Palestina juga tidak memiliki kedewasaan didalam menyikapi kepulangan bangsa Israel ke Yerusalem.Hanya dengan alasan mempertahankan situs suci umat Islam , penduduk Palestina tidak mau berbagi hingga bertikai dengan Israel.Padahal , situs-situs suci itu tidak memiliki relevansi dengan nilai-nilai ketaqwaan didalam agama Islam.Keterikatan umat Islam di Palestina atas pemberhalaan nilai-nilai materi inilah yang menyebabkan bangsa palestina tidak menganggap kaum Yahudi sebagai saudara se”manusia”.

Ketidak dewasaan sikap bangsa Palestina diperparah dengan konflik intern antara Hamas dan Fatah.Keduanya memiliki pandangan yang berbeda soal hubungannya dengan Israel.Hamas lebih bersikap keras kepada Israel bahkan tidak mau mengakui keberadaan negara Yahudi.Dilain sisi , Fatah yang condong kepada Amerika lebih bersikap moderat untuk menerima kehadiran negara Israel.Pertentangan antara keduanya hingga terjadi pertumpahan darah telah menyingkapkan watak orang-orang Palestina yang hampir sama dengan watak orang-orang Israel.

Dilema atas konflik di Palestina

Karena watak kedua belah pihak yang mau menang sendiri maka konflik di Palestina itu sangat sulit untuk dipecahkan.Bangsa Israel merasa lebih berhak atas tanah yang dijanjikan nenek moyangnya itu daripada bangsa Palestina.Bangsa Palestina merasa lebih berhak atas tanah yang diwariskan nenek moyangnya itu dari pada bangsa Israel.Kedua belah pihak seakan-akan tidak mengakui bahwa nenek moyang mereka itu sebenarnya sama yaitu Adam.Dan kalaupun keduanya merasa bahwa mereka tidak terikat oleh persaudaraan maka mereka harus sadar bahwa tanah Palestina itu bukan milik mereka tetapi milik Tuhan.

Kedua belah pihak harus segera sadar bahwa apa yang diperebutkan itu memiliki harga yang sangat mahal untuk dibayar.Pembantaian demi pembantaian , kerusuhan demi kerusuhan adalah nilai yang tidak sebanding dengan upaya membangun bangsa yang berdaulat.Keberdaulatan yang diimpi-impikan oleh kedua belah pihak nyata-nyatanya harus mengorbankan nilai yang lebih penting yaitu terwujudnya kedamaian.

Mewujudkan kedamaian di bumi Palestina itu memang seperti mengurai benang yang telah kusut.Perlu adanya suatu terapi jiwa bagi kedua belah pihak yang bersengketa agar mengerti arti kedamaian.Kedamaian antara kedua belah pihak dapat terwujud jika muncul sikap mengalah dari salah satu pihak.

Kalaupun tidak ada yang mau mengalah maka harus muncul juru tengah yang betul-betul netral dan adil.Tidak pro Palestina dan tidak pro Israel.Kehadiran “Sang Juru Tengah” bukan untum memenangkan salah satu pihak.Kehadirannya harus bertujuan pada satu keinginan yaitu kedamaian.

Peran Indonesia

Mungkinkah Indonesia mampu mengambil peran Sang Juru Tengah itu ?.Suatu pertanyaan yang cenderung pesimistis atas kekuatan Indonesia yang tidak seberapa di kancah internasional.Jangankan untuk mengurus bangsa lain , mengurus bangsa sendiri saja sudah kuwalahan.

Ya, jika berkaca pada diri sendiri kita pasti bergumam : “Mampukah kita menjadi negara yang dihormati.Negara tetangga seperti Malaysia saja sudah berani menginjak-injak martabat Indonesia bagaimana dengan bangsa-bangsa besar di dunia?”

Indonesia itu harus kita akui sedang berada di posisi dan situasi yang sangat sulit.Banyaknya masalah internal bangsa ini sudah cukup membuat pekerjaan yang antri untuk diselesaikan.Tetapi diluar itu semua , alangkah mulianya Bangsa ini jika memiliki kesadaran untuk ikut mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.

Sejarah Penyatuan Nusantara

Bangsa Indonesia sudah kenyang dengan yang namanya pluralisme.Pada masa dinasti Syailendra , umat Budha dan umat Hindu dapat hidup bersama.Bukti kerukunan wangsa Syailendra yang bercorak Budha dengan wangsa Sanjaya yang bercorak Hindu dapat kita saksikan dari pembangunan candi Borobudur serta candi Prambanan.Hingga terjadi konflik diantara keduanya maka pluralisme hancur untuk sementara.

Akhirnya pada abad 15 Gajahmada datang sebagai sosok pemersatu Nusantara .Kedatangan Patih Majapahit ini menandai dibangunnya kembali semangat pluralisme.Seluruh suku-suku dan kerajaan di nusantara dipersatukan kembali.Kondisi ini berlangsung hingga kedatangan agama Islam yang masuk dengan damai dan diakhiri dengan penjajahan oleh kolonial Belanda yang kembali merusak tatanan pluralisme dengan politik culasnya yaitu adu domba.Pada masa penjajahan Belanda ini , untuk sementara pluralisme mati suri.

Pada tahun 1928 , para pemuda yang terdiri dari beberapa perhimpunan organisasi kedaerahan mengobarkan semangat persatuan.Reunifikasi bangsa Indonesia yang pernah terjadi ribuan tahun kembali diperjuangkan.Semangat pluralisme dan perang atas politik pecah belah mencapai puncaknya saat di kumandangkan Sumpah Palapa jilid dua yaitu Sumpah Pemuda.

Perang Suci Bangsa Indonesia

Dari rentetan sejarah penyatuan Nusantara , sudah saatnya bagi kita untuk bercermin.Siapakah kita sebenarnya ? , peran apakah yang ingin dibebankan Tuhan kepada kita ?.Apa kelebihan kita ?.Kenapa dari berbagai pertikaian dan perpecahan muncul sosok-sosok pemersatu?

Kalau saja Bangsa Indonesia itu mau bersyukur maka kita seharusnya menyadari bahwa ada kelebihan yang dimiliki oleh bangsa ini.Diantara berjejalnya kerusakan moral baik korupsi , kolusi atau nepotisme kita sebenarnya memiliki harta simpanan.Kalau bangsa lain bangga dengan kemewahan , kecerdasan ras dan kelebihan nasab maka kita cukup bangga dengan berkah Tuhan yang telah mentakdirkan bangsa ini sebagai bangsa yang berjuang untuk Persatuan dan Kesatuan.Dalam budaya Jawa istilah persatuan dan kesatuan ini terangkai dalam makna kata “mangan ora mangan sing penting kumpul”.Walaupun lapar , yang penting tali silaturahmi terjaga dengan baik.

Inilah sebenarnya modal dasar yang dimiliki Indonesia untuk ikut berpartisipasi didalam mewujudkan persatuan dan kesatuan di bumi Palestina.Akar konflik antara bangsa Israel dengan bangsa Palestina yang sebenarnya berpangkal pada politik pecah belah seharusnya sudah dapat kita pecahkan dengan berkaca pada konsep pluralisme yang kita miliki.

Konflik di Palestina tidak dapat dipecahkan hanya dengan pertemuan-pertemuan formal ala Annapolis.Pertemuan-pertemuan yang tidak memiliki makna tersebut hanyalah mimpi dan khayalan.Di media , boleh jadi pertemuan itu menjadi simbol perdamaian tetapi apakah persatuan dan kesatuan itu dapat dipecahkan dengan ritual-ritual yang simbolistik.

Sudah saatnya model-model formal ditinggalkan.Bahkan jika Indonesia berani mengambil peran sebagai mediator bagi penyelesaian konflik di Palestina , banyak tempat yang dapat dijadikan lokasi pembicaraan.Kita bisa mengajak orang-orang Israel dan Palestina berunding di Malioboro sambil menikmati lezatnya gudeg.Memandangi pejalan kaki yang berbaur entah itu beragama Islam , Hindu , Budha , Kristen ,Kong Hu Cu , Kejawen dan sebagainya.Atau bisa juga pertemuan itu dilaksanakan di candi Borobudur atau Prambanan.Hingga membuat mulut mereka melongo dan berkata : “Kok bisa ya dua agama berdampingan?” .Kita dengan tenang pasti menjawab :”Ini baru masalah agama bung, masih banyak yang lainnya”

Memang , sudah saatnya Gajah Mada dibangkitkan kembali dari kuburnya untuk dapat mengajarkan makna persatuan dan kesatuan bagi umat manusia

Jumat, Agustus 22, 2008

Do'a yang ada

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan menjadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi

(Kemesraan?? Bukankah dalam Islam tidak ada istilah pacaran??)
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin

Belajar Menulis Surat Untuk Seorang Muslimah

Teruntuk :
Wanita Muslimah Nan “Nyentrik”
Yang Selalu Rindu Akan Perubahan Dalam Dirinya

Untuk Menjadi Yang Terbaik Di Mata Allah SWT, Rasulullah
Dan Malaikat-Malaikat Allah.

Bismillah Ar-Rahman Ar-Rahim
Assaalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Sesuai dengan janji aku untuk menjawab semua pertanyannmu paling lambat hari ini, Sabtu 1 Maret 2008 sebelum jam 21.00 WIB, maka ijinkan aku untuk mengekspresikan semua perasaanku melalui surat ini.

Sebelumnya maafkan aku. Ternyata aku benar-benar belum bisa memahamimu. Entah karena kita jauh, atau aku yang terlalu sok sibuk, atau aku yang terlalu cuek dengan keadaan?? Ah, aku tidak tahu. Mungkin hanya Allah SWT yang tahu jawabannya. Karena aku yakin, ini semua adalah rencana Allah SWT yang indah buat aku.

Melalui surat ini, aku ingin berbicara denganmu dengan hatiku, bukan dengan mulut dan nafsuku. Aku baru tahu kesulitan apa yang kamu rasakan setelah aku mendengar ceritamu tadi siang melalui telepon. Melalui surat ini pula, aku ingin menjawab pertanyaanmu dengan ilmuku bukan dengan ilmu orang lain. Akulah yang harus menjawabnya sendiri.

Mas Ary Ginanjar bilang : “Jangan ijinkan hati kita ini kecewa, sakit, tersakiti, dan disakiti oleh orang lain”. Rasulullah pun mengajarkan kita untuk bersikap IKHLAS dalam segala hal di dunia ini. Menurut aku, jika kita bisa bersikap IKHLAS kepada Allah SWT, maka sesungguhnya kemenangan telah berpihak kepada kita.

Aku ingin mengawali jawaban aku ini dengan sebuah kata IKHLAS. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Keputusan akhir tetap ditangan Allah SWT.

Tidak ada alasan bagi seorang muslimah untuk menolak pinangan dari seorang laki-laki muslim yang ingin menyatakan niatnya untuk menikahi wanita muslimah tersebut. Menolaknya adalah dosa. Sebab, sebaik-baik manusia di dunia ini adalah yang paling baik akhlaknya, amalnya dan ketakwaanya kepada allah SWT. Allah SWT akan marah apabila salah satu dari kekasih-Nya itu dikecewakan oleh orang lain.

Semua orang, semua manusia di dunia ini, pasti mengharapkan jodoh yang baik dan setia pada pasangannya. Untuk menjadi baik dan setia tentunya kita harus memahami sifat-sifat Allah SWT yang tercantum dalam Asma Allah Yang Agung yaitu Asmaul Husna. So, konsekuensinya kita harus lebih meningkatkan dan mengenal Allah SWT lebih dekat untuk bisa menjadi orang yang baik dan setia pada pasangannya tersebut. Karena semua Asma Allah mengajarkan pada kita untuk menjadi orang yang baik. Maka kita harus belajar dari Asmaul Husna.

Mari kita bertanya dalam hati, benar gak sih kita ini menginginkan jodoh yang baik dan setia pada pasangannya? Jika jawabannya iya, pasti kita akan mencari calon jodoh yang baik agamanya. Insya Allah jodoh yang agamanya baik, sikapnya akan baik pula terhadap kita.

Nah, semuanya aku kembalikan kepada kamu. Aku percaya bahwa cinta tidak harus memiliki. Keinginan untuk memiliki berarti bukan cinta namanya, tetapi nafsu. Aku yakin kamu pasti juga menginginkan jodoh yang baik dan setia pada pasangannya.

Jujur, aku mengagumimu. Bukan kecantikan fisikmu semata yang mencuri hatiku melainkan kecantikan hatimu yang menggoda imanku.

Mencari jodoh, buat aku seperti lomba lari cepat 100 meter (Sprint). Seorang Sprinter sejati akan mampu memenangkan sebuah lomba jika dia berhasil malakukan start awal yang lebih baik. Start awal disini adalah melamar atau meminang seorang wanita muslimah yang Insya Allah baik agamanya.

Bodohnya, saat ini aku belum bisa melakukan start awal tersebut karena masih begitu banyak persiapan dan pelatihan yang diberikan oleh Pelatihku. Sepertinya Pelatihku belum mengijinkan aku untuk ikut lomba lari Sprint pada tahun ini. Aku harus lebih banyak berlatih terlebih dahulu.

Aku tidak boleh kecewa, aku tidak boleh memaksakan diri untuk ikut ambil bagian dalam lomba lari Sprint tahun ini. Biarkan sebuah Piala Emas yang aku impi-impikan selama ini menjadi milik Sprinter lain yang lebih siap dan kuat dalam memenangi lomba.

Toh tahun depan masih ada lomba seperti ini lagi. Aku harus secepatnya melahap semua instruksi dan pelatihan yang diberikan Mentorku agar secepatnya bisa ikut lomba lari Sprint tahun depan. Aku benar-benar ingin mendapatkan Piala Emas tersebut.

Itu tadi sekelumit perumpamaan tentang bagaiman cara mendapatkan seorang jodoh yang baik. Kita harus mengambil start awal terlebih dahulu sebelum orang lain mendahului kita.

Aku ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kamu. Aku jadi ingat, dulu aku pernah berjanji pada diriku sendiri, aku tidak boleh dan tidak akan jatuh cinta lagi sebelum aku mampu dan siap untuk segera menjadikan dia sebagai pendamping hidupku.

Konsekuensi dari jatuh cinta sebelum saatnya memang seperti ini. Selama kita belum bisa mengabadikannya dalam jalinan pernikahan yaitu Akad Nikah, kita harus siap untuk kehilangan. Kita harus siap kecewa dan sakit hati. Karena cinta yang hadir sebelum Akad Nikah adalah cinta yang semu dan tidak perlu di agung-agungkan.

Dan mungkin juga, perasaan yang saat ini hadir diantara kita, adalah sebuah bisikan syaiton yang ingin menyesatkan kita. Idealisme kita sebenarnya sama. Sama-sama tidak ingin berpacaran. Niat awal kita adalah Ta’aruf. Tetapi sepertinya idealisme kita sekarang ini pudar, hilang dan bahkan tidak ada bekasnya sama sekali.

Dan jika Allah SWT menghendaki semua ini, seperti yang kamu ceritakan : “Bahwa dulu seseorang yang ada di dalam hatimu dan kamu sangat mengagumi dan mencintainya tiba-tiba ingin melamar kamu. Bukankah itu lebih baik buat kamu dari pada kamu terjebak dalam lingkaran syaiton ini bersama aku?

Aku tahu, aku bisa merasakan, bahwa cintamu padanya sebenarnya sungguh luar biasa hebat dan dalam. Meskipun engkau pernah dikecewakannya. Tapi bukankah keinginan dia saat ini adalah sesuatu yang engkau impi-impikan sejak dulu?

Aku tidak ingin mendahului keputusan Allah SWT. Jujur, aku mengagumimu namun aku belum berani untuk mencintaimu. Sekali lagi, cinta yang hadir sebelum Akad Nikah menurut aku adalah cinta yang semu. Bullshit, mungkin istilah kerennya sekarang seperti itu.

Insya Allah, aku IKHLAS dengan semua keputusan Allah SWT yang ditetapkan untukku nantinya. Aku sendiri yang salah. Telah mengijinkan hatiku untuk mengagumi keindahanmu, tanpa berusaha secepatnya (maksimal 3 bulan) untuk menyatakan keseriusanku padamu melalui wali nikahmu.


Sekarang keputusan ada di tangan mu...yang bisa memutuskan hanya mu sendiri...


Maafkan aku, alasan kenapa aku belum berani melamar kamu; karena masih banyak kewajiban dan tanggung jawab yang harus aku laksanakan dan aku persiapkan untuk menjemput masa depanku.

Sekali lagi terima kasih. Karena kamu telah mengigatkanku. Melalui pengalaman ini aku akan belajar untuk lebih menjaga hati dan tidak jatuh cinta pada seseorang sebelum aku benar-benar siap dan mampu untuk melaksanakan sunah Rasul yaitu menikah.

Aku yang mengagumimu.....
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Terima Kasih Ya Allah, Ternyata Engkau Masih Mencintaiku...

MA TUR NU WON telah mengunjungi blog saya, selamat bersilaturahmi di dunia maya yaaa...